
Jakarta - Warga Depok merasa keberatan dengan keberadaan sekolah Kristen dilingkungannya. Belum lama ini, Didin Syaeffudin, Ketua Kerukunan Muslim Sukmajaya (KAMUS) mendatangi kantor Forum Umat Islam (FUI) di Kalibata Tengah. Didampingi oleh seorang warga Sukmajaya, Didin mengadukan sikap arogan SD Kristen Mitra Penabur Depok.
“Kami warga yang berdomisili di Kampung Cikumpa di lingkungan RW 05, 07 dan 08 Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, menolak dan merasa berkeberatan dengan berdirinya gedung sekolah SDK Mitra Penabur Depok dan SMPK Kharisma Prima. Warga menolak, karena sekolah tersebut didirikan berasaskan agama Kristen, sedangkan wilayah tempat kami tinggal, mayoritas penduduknya beragama Islam,”, ujar Didin saat menyampaikan pernyataan KAMUS dan aspirasi warga muslim
Dalam dokumen yang diterima Suara Islam disebutkan: Salah satu wujud kesungguhan dan keseriusan Yayasan Kristen Katolik dalam mengembangkan Pendidikan Kristen adalah dengan bergabungnya Yayasan “Kharisma Prima dengan BPK Penabur sebagai Mitra Penabur . Adapun visi SDK Mitra Penabur Depok adalah unggul dalam prestasi dan mengembangkan secara optimal karakter peserta didik berdasarkan nilai-nilai Kristiani.
Upaya Warga
Berbagai upaya yang telah dilakukan KAMUS bersama warga muslim. Diantaranya, membentangkan spanduk di wilayah Kelurahan Sukmajaya dan sekitarnya, dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada Lurah Sukmajaya dengan tembusan Kapolsek Sukmajaya dan Kasatpol PP Kecamatan Sukmajaya. Spanduk tersebut bertuliskan: Kerukunan Muslim Sukmajaya Menolak SDK Mitra Penabur dan Kharisma Prima.
Bukan hanya spanduk, warga telah mengirim Surat Pernyataan Keberatan dan Penolakan kepada bebertapa instansi terkait tertanggal 11 Agustus 2010, diantaranya kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok (Perihal mohon tidak menerbitkan surat izin operasional dan surat-surat lainnya terkait Pendidikan Mitra penabur dan Kharisma Prima), Walikota Depok (Perihal permohonan dicabut Surat Izin Mendirikan Bangunan/IMB), dan Kepala Departemen Agama Kota Depok, Ketua FKUB Kota Depok, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok, dan Ketua Komisi A DPRD Kota Depok (Perihal permohonan merekomendasikan pencabutan Surat IMB atas nama Ismawadi Slamet yang beragama Kristen).
Merujuk surat pengaduan keberatan dari warga terkait permohnan rekomendasi pencabutan Surat IMB, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Depok yang ditandatangani oleh Drs. H. Farid Hadjiriy, MM (Ketua) dan H. Ah,ad Saifuddin (Sekretaris FKUB) akhirnya merekomendasikan Walikota Depok Nurmahmudi Ismail untuk meninjau kembali Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Sekolah Penabur dan tidak memberikan Izin Operasional bagi sekolah tersebut. Hal ini dilakukan agar tercipta kerukunan hidup antar umat beragama di Kota Depok.
Selanjutnya, berdasarkan hasil musyawarah pada 19 Januari 2011 di Kantor Kelurahan Sukmajaya, antara Lurah Sukmajaya, Satuan Polisi pamong Praja (Satpol PP) Kecamatan Sukmajaya dan Perwailan warga yang tidak setuju adanya sekolah Penabur, maka diputuskan, agar Kepala Kantor Dinas Pendidikan Kota Depok menunda penerbitan dan penandatangan izin operasional atas nama Ismawadi Slamet, sesuai Surat Keterangan Domisili Sekolah yang dikeluarkan Kelurahan Sukmajaya dan ditandatangani oleh Lurah Sukmajaya.
Pada 14 April 2011, Sekretariat Daerah (Sekda) Pemerintah Kota Depok Ety Suryahati, SE, MSi mengundang warga dan pihak terkait, seperti Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Camat Sukmajaya, Lurah Sukmajaya, Kepala Sekolah SMP Karisma-Yayasan Penabur Kota Depok, Ketua FKUB, dan Tim Pengacara Muslim Kota Depok, untuk menghadiri Rapat Penyelesaian Izin Operasional SMP Kharisma Prima, Yayasan Penabur Kota Depok di Ruang Kerja Sekda Kota Depok di Jl, Margonda Raya No. 54 Kota Depok.
Beberapa hari kemudian, pada tanggal 20 April 2011, Lurah Sukmajaya memohon kepada Pimpinan Yayasan Penabur untuk menghentikan kegiatan pembangunan gedung tambahan lantai 3 dan 4, yang berlokasi di RT 05/RW 07. Karena bangunan tersebut sampai saat ini tidak ada izin tambahan lantai.
Cabut Dukungan
Menurut Sekertaris KAMUS, Gusnadi Supianto, sejak awal warga yang tinggal di sekitar lokasi gedung sekolah Kristen tersebut, merasa tidak dilibatkan, terutama ketika syarat dan proses mendapatkan IMB diberlakukan. Pihak pemohon IMB (Ismawadi Slamet), jelas telah melanggar ketentuan, dengan melakukan kebobohongan publik, seolah-olah sekolah yang dibangun bersifat umum. Namun, kenyataannya gedung tersebut digunakan untuk pendidikan bernuansakan Kristen. Padahal mayoritas penduduk di wilayah ini muslim.
Berdasarkan investigasi di lapangan, penandatanganan warga pun tidak dilakukan secara transparan, atau dengan cara gerilya. Diantara warga yang membubuhi tandatangan, mengaku diberi uang oleh pemohon. Bahkan ada warga yang seharusnya berhak menandatanganui justru diabaikan begitu saja, sehingga warga menganggap syarat penerbitan IMB telah cacat dan kekuarangan pihak, yakni hanya enam orang saja yang membubuhi tanda tangan.
Pihak Mitra Penabur sangat mengusik perasaan umat Islam di lingkungan tersebut, karena tidak mengindahkan hukum adat atau musyawarah secara tebuka, apalagi mensosialisasikannya terlebih dulu. Karena itu pihak Pemda Kota Depok sudah sepatutnya bertindak tegas demi Kerukunan Umat Beragama, sehingga tidak ragu-ragu lagi untuk segera mencabut IMB tersebut.
Bahkan menurut Gusnadi, bangunan sekolah SDK Mitra Penabur sudah berlantai 4, padahal berdasarkan IMB hanya diijinkan untuk 2 lantai. Gusnadi adalah salahseorang yang pernah ikut menandatangani persetujuan pembangunan sekolah. Namun setelah mengetahui bahwa sekolah itu bukan sekolah umum, ia bersama teman-temannya menarik kembali persetujuan itu.
Kehadiran Sekolah Mitra Penabur dan Kharisma Prima telah mengundang perpecahan di kalangan warga pemuka-pemuka agama Islam yang berbeda pendapat. Tentu saja, warga merasa dirugikan dengan dampak perpecahan itu,sebagai akibat pembangunan sekolah tersebut . Jika IMB tidak dicabut, berikut izin operasionalnya tetap diterbitkan, dikhawatirkan wilayah ini menjadi rentan dan rawan konflik. Sepertinya, Depok akan menjadi target Kristenisasi selanjutnya, setelah Bekasi dan Bogor.
SUMBER : SUARA ISLAM
Judul : Sekolah Kristen Digugat Warga Depok
Ditulis Oleh : Redaksi Buku Kajian
Jika postingan ini mengutip tanpa memberikan kredit asli penulis silahkan adukan menuju halaman ini. Jika anda mengutip posting ini harap berikan link kredit untuk artikel :
https://save4your.blogspot.com/2011/05/sekolah-kristen-digugat-warga-depok.html
Sesama blogger mari saling menghargai.
Sekolah Kristen Digugat Warga Depok
4/
5
Oleh
Redaksi Buku Kajian